Untuk siswa/i SMK Negeri 1 Rundeng, MOHON DIBACA-BACA. Karena Kondisi sekarang yang menyebabkan kita belajar seperti ini. tetap semangat belajar walau dalam keadaan Wabah Virus COVID-19 dan Tetap jaga Kebersihan. Ingat Ulang Mike-mike, SAPO SAMBIN..
Lihat Nama Guru, Kelas dan Mata Pelajarannya..
Bahan Ice, S.Pd.Gr
Lihat Nama Guru, Kelas dan Mata Pelajarannya..
Bahan Ice, S.Pd.Gr
Bahasa Indonesia
Kelas XI-IPS 1&2
Unsur Intrinsik Drama
1. Tema
Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang lebih menarik. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema adalah ide yang mendasari cerita sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuan cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik.
2. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau penonton drama. Pesan ini tidak disampaikan secara langsung, tapi lewat naskah drama yang ditulisnya atau lakon drama itu sendiri. Penonton atau pembaca harus menyimpulkan sendiri pesan moral apa yang diperoleh dari membaca naskah atau menonton drama tersebut.
3. Perwatakan/Karakter Tokoh
Perwatakan atau karakter tokoh adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Karakter ini diciptakan oleh penulis lakon untuk diwujudkan oleh para pemain drama. Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. 3 macam perwatakan yakni:
- Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat
- Protagonis, tokoh utama berprilaku baik
- Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu
4. Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Dialog melancarkan cerita atau lakon. Dialog mencerminkan pikiran tokoh cerita. Dialog mengungkapkan watak para tokoh cerita. Dialog merupakan hubungan tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Dialog berfungsi menghubungkan tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Dialog juga berfungsi menggerakan cerita dan melihat watak atau kepribadian tokoh cerita.
Ada dua macam tenik dialog, yaitu monolog dan konversi (percakapan). Ada juga teknik dialog dalam bentuk prolog dan epilog. Prolog berarti pembukaan atau peristiwa pendahuluan yang diucapkan pemeran utama dalam sandiwara. Epilog berarti bagian penutup pada karya drama untuk menyampaikan atau menafsirkan maksud karya drama tersebut.
5. Alur/Plot
Alur/plot cerita atau jalan cerita. Dalam drama juga mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan permulaan, tahapan pertikaian, tahapan perumitan, tahapan puncak, tahapan peleraian, dan tahapan akhir.
Alur dalam drama dibagi menjadi babak-babak dan adegan-adegan. Babak adalah bagian dari plot atau alur dalam sebuah drama yang ditandai oleh perubahan setting atau latar.
Menurut KBBI babak adalah penggolongan berdasarkan urutan jangka waktu atau peristiwa.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa babak dalam drama (berbentuk film) adalah pembatasan bagian-bagian cerita berdasarkan perubahan adegan-adegan yang ditandai dengan perubahan latar, baik latar waktu, ataupun latar tempat.
Sedangkan adegan merupakan babak yang ditandai oleh perubahan jumlah tokoh ataupun perubahan yang dibicarakan. Alur cerita ini dapat dibagi menjadi beberapa, pengenalan, pertikaian/konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan, penyelesaian. (EK3RK)
1. Pengenalan/orientasi. Pengenalan adalah bagian yang mengantarkan atau memaparkan tokoh, menjelaskan latar cerita, dan gambaran peristiwa yang akan terjadi. Pada tahap ini penonton diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama beserta wataknya, dan fakta-fakta tertentu, baik secara eksplisit maupun implisit
2. Konflik. Konflik adalah persoalan-persoalan pokok yang mulai melibatkan para pemain drama. Dalam tahap ini mulai ada kejadian (insiden) atau peristiwa yang merupakan dasar dari drama tersebut.
3. Komplikasi. Komplikasi merupakan tahap dimana insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan konflik-konflik yang semakin banyak dan ruwet. Banyak persoalan yang kait-mengait, tetapi semuanya masih menimbulkan tanda tanya.
4. Klimaks. Klimaks adalah tahapan puncak dari berbagai konflik yang terjadi dalam drama tersebut. Bila dilihat dari sudut pembaca naskah atau penonton drama maka klimaks adalah puncak ketegangan. Bila dilihat dari sudut konflik maka klimaks adalah titik pertikaian paling ujung antar pemain drama.
5. Resolusi/Peleraian. Dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik. Jalan keluar penyelesaian konflik-konflik yang terjadi sudah mulai tampak jelas.
6. Penyelesaian. Penyelesaian merupakan tahap terakhir dari sebuah drama. Dalam tahap terakhir ini semua konflik berakhir dan cerita selesai.
6. Latar/Setting
Latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.
7. Bahasa
Setiap penulis drama mempunyai gaya sendiri dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Selain berkaitan dengan pemilihan kosa kata, bahasa juga berkaitan dengan pemilihan gaya bahasa (style). Bahasa yang dipilih pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan keseharian. Bahasa yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial budaya, dan pendidikan. Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan aturan yang ada dalam tata bahasa baku.
8. Interpretasi
Penulis naskah drama selalu memanfaatkan kehidupan masyarakat sebagai sumber gagasan dalam menulis naskah drama. Naskah yang ditulisnya dapat dipertanggungjawabkan, terutama secara nalar. Artinya ketika naskah drama tersebut dipentaskan akan terasa wajar, logis, tidak janggal dan tidak aneh. Bahkan harus diupayakan menyerupai kehidupan yang sebenarnya dalam masyarakat.
Tambahan :
Judul adalah kepala karangan atau nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan isi buku tersebut. Judul suatu karya drama juga merupakan kunci untuk melihat keseluruhan makna drama. Judul isi karangan selalu berkaitan erat. Judul karangan seringkali berfungsi menunjukan unsur-unsur tertentu dari karya sastra, misalnya :
1. Dapat menunjukan tokoh utama
2. Dapat menunjukan alur atau waktu
3. Dapat menunjukan objek yang dikemukakan dalam suatu cerita
4. Dapat mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita
Petunjuk Laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya.
Glosarium
Adegan
Adegan adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya bagian dari rangkaian suasana dalam babak. Prolog Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog biasanya berisi tentang perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, konflik yang terjadi dan juga synopsis lakon. Epilog Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya kadang berupa kesimpulan atau ajaran yang bisa diambil dari tontonan drama yang telah disajikan. Dialog Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memegang peranan penting karena menjadi pengarah lakon drama. Agar dialog tidak membosankan maka pengucapannya harus disertai penjiwaan secara emosional, selain itu pelafalannnya harus jelas dan cukup keras. Monolog Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Mimik Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain. Pantomim Pantomim adalah ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain. Pantomimik Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain. Gestur Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain. Bloking Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan. Gait Gait berbeda dengan bloking karena diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain. Akting Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkan. Aktor Aktor adalah orang yang melakukan acting yaitu pemain drama. Untuk actor wanita disebut sebagai aktris. Improvisasi Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan peran. Ilustrasi Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyian untuk memperkuat suasana yang sedang digambarkan. Istilah ilustrasi juga bias disebut musik pengiring. Kontemporer Kontemporer adalah lakon atau naskah serba bebas yang tidak terikat aturan. Kostum Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakan pada saat memerankan tokoh cerita di panggung. Sekenario Skenario adalah susunan garis-garis besar lakon drama yang akan diperagakan para pemain. Panggung Panggung adalah tempat para actor memainkan drama. Layar Layar adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai dengan kebutuhan. Penonton Penonton adalah semua orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan drama. Sutradara Sutradara adalah orang yang memimpin dan paling bertanggung jawab dalam pementasan drama. |
Lembar Kerja Peserta Didik
Kegiatan 1
Mengidentifikasi Babak Alur Cerita Drama
Cermati contoh berikut agar memudahkanmu mengerjakan tugas identifikasi babak alur cerita!
Peristiwa/kejadian
|
Latar
|
Babak
| |
Tempat
|
Waktu
| ||
Seorang ibu menampar seorang anak lelaki dengan keras
|
Di ruang makan
|
Saat makan malam
|
Pertama
|
Petunjuk:
1. Bacalah teks drama yang berjudul Panembahan Reso dihalaman 239!
2. Catatlah setiap peristiwa dan latar dari teks drama yang dibaca!
3. Tentukan babak cerita tersebut berdasarkan pergantian peristiwa dan latarnya!
Peristiwa/kejadian
|
Latar
|
Babak
| |
Tempat
|
Waktu
| ||
Kegiatan 2: Mengidentifikasi Alur Drama
Tentukanlah alur drama Panembahan Reso yang telah dibaca, sertakan alasanmu! Kemudian, tentukanlah konflik yang terdapat di dalam drama tersebut pada tabel berikut!
Alur
|
Alasan
|
Konflik
|
Pertemuan III
Kegiatan : Memerankan salah satu tokoh drama
Tentukanlah salah satu tokoh dan peristiwa yang dialami tokoh dari drama Panembahan Reso yang telah dibaca pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, tuliskan nama tokoh, peristiwa, dialog, dan petunjuk laku pada tabel di bawah ini! Setelah selesai guru akan memintamu memerankan tokoh tersebut!
Tokoh
|
Peristiwa
|
Dialog
|
Petunjuk laku
|
Pengertian Teks Drama
Teks Drama yaitu suatu teks cerita yang di pentaskan diatas panggung atau biasa disebut teater ataupun tidak dipentaskan di atas panggung seperti drama radio, telivisi, dan film. Drama secara luas dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sastra yang isinya tentang suatu kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak.
Unsur-Unsur Teks Drama
Teks Drama mengandung beberapa unsur didalamnya, berikut adalah unsur unsur yang ada dalam teks drama :
- Alur, yaitu berupa rangkaian alur yang terjadi pada drama.
- Amanat, yaitu pesan yang terkandung dalam drama.
- Tokoh, yaitu pelaku yang memerankan seorang tokoh dalam cerita. Ada 3 macam tokoh: (1) protagonis yaitu tokoh yang meampilkan kebaikan, (2) Antagonis yaitu tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan, (3) Tirtagonis yaitu tokoh pendukung protagonis.
- Penokohanadalah penggambaran watak setiap tokoh.
- Tema, yaitu ide pokok cerita atau gagasan.
Struktur Teks Drama
Struktur Teks Drama yaitu terdiri dari 3 unsur, yaitu antara lain :
- Prolog atau biasa disebut adegan pembukaan
- Dialog atau percakapan antar pemain, dan
- Epilog atau adegan akhir atau penutup
Kaidah Kebahasaan Teks Film atau Drama
Teks film atau drama yang baik harus disusun sesuai dengan struktur teks dan menggunakan kaidah kebahasaan, termasuk kaidah ejaan. Berikut ini adalah contoh kaidah kebahasaan dalam ulasan teks film atau drama.
Kata ganti (pronomina) adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan.
1. Kata ganti orang (pronomina persona)
1) Kata ganti orang (pronomina persona) terbagi menjadi:
a. Kata ganti orang pertama ialah kata ganti untuk orang yang berbicara/si pembicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang pertama”.
Contoh: Tunggal : Aku/Saya
Jamak : Kami/Kita
b. Kata ganti orang kedua ialah kata ganti untuk lawan bicara atau yang diajak berbicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang kedua”.
Contoh:Tunggal : Engkau/Kau
Jamak : Kalian
c. Kata ganti orang ketiga ialah kata ganti untuk orang yang sedang dibicarakan atau yang menjadi bahan pembicaraan, selanjutnya disebut “kata ganti orang ketiga”.
Contoh:Tunggal : Ia/Dia
Jamak : Mereka
2. Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.
Contoh: "Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda."
Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.
Contoh: "Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan yang dikembangkan untuk mendapatkan dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada penelitian dan penemuan biologi."
Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.
Contoh: "Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda."
Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.
Contoh: "Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan yang dikembangkan untuk mendapatkan dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada penelitian dan penemuan biologi."
Ada berbagai hal yang harus dipersiapkan sebelum pementasan digelar. Berikut ini adalah langkah-langkah awal yang harus dilakukan sebelum menggelar pementasan drama.
Contoh Teks Drama
Mengejar Cita-Cita
Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Adi dan Anjas. Mereka selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi harus pindah kerja mereka berdua pun berpisah. Pada suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Ketika mereka bertemu, mereka berdua berbincang-bincang. Karena mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah mereka setelah lulus SMA nanti.
Anjas : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?
Adi : aku mau kuliah di PIP.
Anjas : emangnya kamu ngambil jurusan apa ?
Adi : pelayaran. Mau jadi Kapten Kapal dong hehehe.. hmmm tapi...
Anjas : tapi kamu kenapa?
Adi : tapi aku lemah di pelajaran fisika.
Anjas : duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha, Jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdoa.
Adi : iya, makasih ya atas masukannya pasti aku bakal belajar lebih giat lagi.
Anjas : nah gitu dong.
Adi : kalau kamu ? mau kuliah dimana ?
Anjas : aku belum tau naih. Kira-kira menurut kamu dimana ya? Terus jurusan apa?
Adi : kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Anjas : iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku dimana.
Adi : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk pada Yang Maha Esa. Ya dengan Berdoa lah.
Anjas : wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikutin saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Adi .
Adi : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Anjas.
Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Dan akhirnya Anjas telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan sekolahnya.
Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Karena mereka rajin belajar dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.
A. NASKAH
Naskah merupakan awal dari terbentuknya sebuah pementasan drama. Naskah sendiri terdiri dua jenis, yakni naskah tertulis dan naskah yang tidak tertulis. Naskah tertulis adalah naskah drama yang sudah ada dalam sebuah karya tulis yakni berupa naskah drama atau yang biasa disebut naskah lakon. Sedangkan naskah yang tidak tertulis adalah naskah yang sudah ada melalui cerita-cerita lisan. Biasanya naskah tidak tertulis ini ada di setiap daerah yang memiliki legenda, mitos, atau cerita masayarakat yang dituturkan secara turun temurun.
Namun dalam buku ini diharapkan siswa mempelajari terlebih dahulu naskah-naskah yang sudah tertulis, yakni naskah drama opera berjudul “Pangeran Monyet”
Dalam proses ini, yang dilakukan kali pertama adalah membaca naskah tersebut. Dengan membaca naskah tersebut siswa dapat melakukan bedah naskah untuk mengetahui :
1. Tokoh
Tokoh dalam pementasan drama terdiri dari tokoh utama, tokoh pembantu, serta figuran. Tokoh utama adalah tokoh sentral atau tokoh terpenting dalam drama tersebut. Untuk itu tokoh utama harus memiliki kemampuan akting yang bagus. Dengan mengetahui tokoh utama, aktor atau aktris yang terpilih memerankan dapat mengetahui secara jelas karakter, kebiasaan, tingkat emosi tokoh, melalui baik keterangan adegan maupun dialog dalam naskah yang dipilih untuk pentas.
Meski demikian tuntutan berakting bagus juga tetap berlaku bagi tokoh pembantu maupun tokoh figuran, sebab kedua jenis tokoh tersebut membantu tokoh utama dalam bermain drama.
Yang menjadi kebiasaan buruk dalam sebuah proses pementasan adalah, tokoh pembantu dan figuran ini kurang serius berlatih, bahkan saat pentas. Padahal keseluruhan pementasan drama adalah tanggung jawab semua anggota kelompok. Untuk itu, jika latihan, diharapkan semua anggota ikut latihan dengan serius. Jika salah satu pemain tidak serius latihan atau pentas, salah-salah malah membuat pementasan menjadi rusak.
2. Setting
Dengan membedah naskah, dapat diketahui pula setting panggung, berikut properti yang dibutuhkan. Setting ini biasanya sudah ada dalam keterangan naskah drama. Berikut ini contoh setting panggung :
- Ruang tamu (Kursi, meja, pintu, jendela, almari buku, bingkai foto atau lukisa)
- Teras rumah (kursi, meja, tanaman, sangkar burung)
3. Properti
Properti ini juga biasanya sudah ada dalam keterangan naskah, namun ada kalaunya properti bisa ditambah untuk menghidupkan adegan, misalnya seorang tokoh yang berdialog sambil menyulam. Maka diperlukan alat untuk menyulam. Atau bisa saja, ada penambahan adegan supaya lebih dramatik dengan menambahkan adegan memecah gelas. Namun demikian semua harus dipertimbangkan agar pementasan nampak rapi.
4. Waktu
Dengan membaca naskah, biasanya juga ada keterangan waktu. Apakahadegan tersebut berlangsung malam hari, siang, atau sore. Hal ini untuk membantu penata lampu untuk memilih efek-efek warna pada filter lampu.
5. Kostum
Kostum biasanya sudah ada pada keterangan, tapi ada juga naskah yang sama sekali tidak menjelaskan kostum yang dipakai tokoh. Dalam pembacaan naskah, penyaji bisa menentukan kostum, sesuai dengan waktu atau masa yang saat itu terjadi dalam naskah. Sebagai contoh, tidak mungkin tokoh jaman majapahit menggunakan celana jeans.
B.SUTRADARA & CASTING
Pementasan drama dipimpin oleh seorang pemimpin produksi. Namun untuk divisi artistik dipimpin oleh seorang sutradara. Namun dalam kelompok teater sekolahan, sutradara bisanya adalah seorang duru drama atau pelatih drama.
Tugas sutradara adalah sebagai berikut:
- memilih pemain (casting)
- menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain
- menyusun rencana pembiayaan
- memimpin diskusi dengan penata panggung tentang konsep panggung, penata rias tentang konsep rias, dan penata cahaya dengan siswa sebagai kerabat kerja pertunjukan.
Casting
Setelah membaca dan memahami naskah, biasanya sutradara melakukan casting, atau pemilihan pemain. Pemilihan pemain ini bisa dilakukan dengan dua pendekatan.
1. Pendekatan fisik
Memilih pemain yang memiliki fisik yang hampir sama, mirip, atau menyerupai tokoh yang diperankan. Misalnya tokoh raja, dipilih seorang pemain yang bertubuh tinggi besar dan bersuara besar.
2. Pendekatan Kejiwaan
Memilih pemain yang memiliki watak atau karakter yang hampir sama dengan tokoh yang dimainkan. Seperti tokoh penjahat yang pemarah, maka sutradara memilih pemain yang pemarah.
Begitu casting selesai, maka terbentuklah team yang lain, yakni team produksi dan team artistik.
C. READING TEKS/ Latihan membaca naskah
Setelah casting, maka perlu dibuat jadwal latihan. Latihan pertama adalah latihan membaca naskah. Dalam latihan ini pemain dilatih untuk tidak sekadar membaca, melainkan membaca dialog supaya dialog dalam naskah lebih hidup, dan seperti berbicara sungguhan.
Supaya tidak terkesan membaca dan membosankan, maka dalam latihan ini ada proses pemilihan intonasi, kecepatan dialog, penekanan kata dan ekspresi mimik wajah pemain mapun gesturnya.
D. BLOCKING
Begitu tehnik pembacaan naskah drama dikuasai, maka dijadwalkan pula latihan blocking. Blocking itu sendiri adalah penempatan posisi pemain agar pementasan terlihat enak ditonton. Selain itu blocking juga menjadi bagian dari pemilihan adegan-adegan dalam pementasan drama. Dari penempatan (pembagian posisi) panggung tersebut, para pemain drama dituntut dapat menciptakan keseimbangan panggung.
Lembar Kerja Peserta Didik 01
1. Tentukan pronomina persona dalam teks naskah drama Mengejar Cita-Cita !
No.
|
Pronomina Persona
|
Keterangan
|
1.
| ||
2.
| ||
3.
| ||
4.
| ||
5.
|
2. Tentukan kalimat minor dan mayor dalam teks naskah drama Mengejar Cita-Cita !
No.
|
Jenis Kalimat
|
Kutipan Kalimat
|
1.
|
Kalimat Minor
| |
2.
|
Kalimat Mayor
| |
Lembar Kerja Peserta Didik 02
Berdasarkan skenario yang kamu dapat buatlah sebuah naskah drama yang akan kelompokmu tampilkankan di depan kelas, tuangkan hasil diskusi kelompokmu pada lembar kerja di bawah ini!
Komentar
Posting Komentar